Peluang Pasar Sayuran Hidroponik Semakin Populer landasan Memilih Usaha yang Menguntungkan

Peluang Pasar Sayuran Hidroponik Semakin Populer


Supermarket yang tumbuh berkembang di kota-kota masih masih banyak yang butuh akan pasokan sayuran hidroponik, begitu juga dengan cafe, restauran, dan hotel berbintang. Ini seiring dengan tren mengonsumsi sayuran segar, sebab sayuran hidroponik dipercayai lebih enak, renyah dan segar, di samping bebas pestisida.



Peluang Pasar Hidroponik


1. Pasar Terbuka. Pasar sayuran ekslusif saat ini belum terkelola sehingga peluang pasarnya masih terbuka lebar. Sayuran ini dibutuhkan oleh swalayan restoran, kafe, dan hotel di kota-kota besar. Mereka merupakan posar potensial yang menyerap sayuran hidroponik. Belum lagi peluang ekspor sayuran hidroponik ke luar negeri.

2. Memenuhi Standar. Pasar swalayan membutuhkan sayuran hidroponik. Bahkan, mereka terus kekurangan dengan semakin meningkatnya akan permintaan. Untuk bisa memasok ke pasar swalayan, sayuran harus memenuhi syarat, diantaranya berukuran seragam, bebas kerusakan, dan segar. Syarat untuk cafe bisa lebih fleksibel. Biasanya mereka tidak mematok bentuk sayuran. Asalkan kondisinya utuh, warna solid tanpa bekas terbakar, tidak ada lubang bekas hama atau penyakit, rasanya netral, krispi, renyah, dan tahan lama.

3. Yang diminta konsumen. Syarat yang ditentukan swalayan dan restoran memang cukup beralasan. Konsumen memang meminta sayuran hidroponik berasa netral, minimal tidak ada rasa saat dibuat salad. Itulah sebabnya ketika dibuat salad, sayuran dicampurkan dengan minyak zaitun, vinegar, merica, dan garam untuk memperkuat citarasa.


4. Gaya Hidup Sehat. Sayuran hidroponik jauh lebih menyehatkan karena bebas residu pestisida. Dengan kesadaran hidup sehat serta daya beli konsumen semakin meningkat dan harga terjangkau, tidak heran jika sayuran hidroponik semakin tumbuh dan berkembang. Saat pasar terbuka, usaha ini pasti membentang luas.

Usaha yang Menguntungkan



1. Perhitungan. Tingginya permintaan sayuran hidroponik mendorong munculnya pekebun-pekebun baru. Secara perhitungan, kebun seluas 1.000 m2 dapat dipanen 80-100 kg per hari dengan harga Rp.40.000-Rp.45.000, tergantung jenis. Dengan produksi minimal 80 kg dan harga Rp. 40.000, pekebun bisa mengantongi Rp. 60 juta.bulan. Padahal, biaya untuk memproduksi sayuran sekitar Rp. 25.000 per kg. Cukup menggiurkan bukan?

2. Harga Tinggi. Permintaan produk hidroponik terkait erat dengan peningkatan kesadaran hidup sehat di masyarakat. Di samping itu, daya beli dan tingkat harga juga berpengaruh terhadap perluasan pasar. Harga sayuran hidroponik bisa menjadi salah satu faktor penentu permintaan sayuran hidroponik. Itulah sebabnya sayuran hidroponik mengambil pasar menengah dengan harga yang relatif terjangkau konsumen.

3. Kerjasama. Selain dari kebun sendiri, pekebun dapat bermitra atau menjalin kerja sama dengan pekebun lain (usaha plasma). Jalinan kerjasamanya berupa penyediaan benih, pupuk nutrisi, perakitan unit dan pemasaran. Dari plasma ini diharapkan dapat memenuhi permintaan sayuran yang semakin meningkat.

4. Rintangan. Begitu mudahkah mengebunkan sayuran hidroponik? Ternyata banyak aral rintangan menghadang pekebun sejak di kebun hingga di pasar, terutama pekebun hidroponik secara terbuka, tanpa atap alias tidak menggunakan greenhouse. Itu berarti pekebun harus menghadapi cuaca, seperti hujan. Demikian juga ketika musim kemarau dengan cuaca yang ekstrim bisa merusak kualitas sayuran.


5. Pemilihan Komoditas. Pekebun hidroponik harus menyiasati dengan pemilihan komoditas yang berbeda dengan sayuran konvensional. Contohnya, endivie, selada kering hijau, selada keriting merah, lollo rossa, butterhead, christine, packcoy, monde, dan romaine yang jarang dibudidayakan oleh petani konvensional. Jika menanam sayuran biasa, seperti bayam atau kangkung, pekebun harus menyasar pasar kelas atas karena konsumen kelas atas tidak sekadar membeli sayuran, tetapi membeli kepercayaan dan jaminan kualitas.


  • Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol.
  • Pemakaian pupuk lebih efisien.
  • Tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman yang baru.
  • Tanaman tumbuh lebih pesar dan keadaannya yang tidak kotor dan rusak.
  • Hasil produksi lebih kontinue dan lebih tinggi dibandingkan dengan penanaman secara konvensional di tanah.
  • Harga jual produk hidroponik lebih tinggi dari pada produk nonhidroponik.
  • Tidak ada risiko kebanjiran, erosi, kekeringan atau ketergantungan pada kondisi alam.
  • Berkebun secara hidroponik dapat dilakukan pada lahan atau ruang yang terbatas, misalnya di atap, dapur, halam, atau garasi.


7. Bisnis Perkotaan. Hidroponik atau bercocok tanam tanpa tanah yang luas memberi keuntungan yang lebih besar, terutama bagi penduduk perkotaan yang memiliki lahan sempit atau gersang. Cara ini memberi nilai tambah dalam menciptakan penghijauan di tempat-tempat yang tidak memungkinkan lagi ditanam pohon dengan media tanah.

Daftar Isi

HIDROPONIK

  1. Peluang Pasar Sayuran Hidroponik Semakin Populer landasan Memilih Usaha yang Menguntungkan
  2. Taman Anggrek dengan Kreasi Kincir Air Yang Unik dan Menarik
  3. Metode-Metode Hidroponik Untuk Merubah Lahan Sempit Jadi Produktif Dengan Bertanam Sayuran Bebas Peptisida
  4. Hidroponik, Pengertian dan Penjelasan Tanaman Hidroponik, Teknik Hidroponik
  5. Hidroponik Sederhana Solusi Bagi Pecinta Tanaman Di Lahan Perkotaan Yang Sempit
  6. Cara Menanam Sayuran Hidroponik, Cara Menanam Sayuran Hidroponik dengan Media Air, Menggunakan Teknik Larutan Statis, Menggunakan Teknik Larutan Air
  7. Tren Hidroponik Sebagai Hobiis dan Peluang usaha membudidayakan Sayuran dan Buah-buahan Segar 
  8. Instalasi Hidroponik dari Botol dan Pipa PVC, Membuat Rangkaian Botol Hidroponik Kreatif, Membuat Penyangga Instalasi
  9. Kata Penghobi dan Pengusaha Hidroponik Sukses | Pasar Modern, salah satu target pemasaran produk sayuran hidroponik
  10. Potensi Pasar Sayuran Hidroponik, Sayuran hidroponik cocok untuk konsumen restoran yang menghendaki rasa "netral"
  11. Kenapa Harus Orang Harus Berkebun Hidroponik? | Lebih Sehat Hidroponik?
  12. Asal Usul dan Perkembangan Hidroponik, Ilmuwan Pengembang Hidroponik, Perkembangan Hidroponik di Indonesia
  13. Kapan Teknik Hidroponik Di Mulai dan Bagaimana Menaman Tanaman Tanpa Tanah ?
  14. Hasil Budidaya Hidroponik di Banding Budidaya Secara Konvensional Menurut Para Ahli 
  15. Ragam Tanaman Yang Di Budidayakan Secara Hidroponik, Kangkung, Bayam, Selada Keriting Hijau, Lettuce Romaine, Sawi
  16. Yang Perlu Jadi Pertimbangan Dalam Membudidayakan Hidroponik, Lingkungan Ideal, Elevasi, Lokasi, Sinar Matahari, Kelembapan, pH
IKAN KONSUMSI

Postingan populer dari blog ini

Cara Menanam Sayuran Hidroponik, Cara Menanam Sayuran Hidroponik dengan Media Air, Menggunakan Teknik Larutan Statis, Menggunakan Teknik Larutan Air

Instalasi Hidroponik dari Botol dan Pipa PVC, Membuat Rangkaian Botol Hidroponik Kreatif, Membuat Penyangga Instalasi